Pucuk-pucuk daun berguguran
Menandakan musin berganti
Sang ranting menangis haru
Merindukan daun yang tak lagi menggantung
Aku pun begitu
Dia pergi tanpa salam
Ke tempat lebih baik
Tapi,masih teringat
Kisahnya, perkataannya, dan kobaran api di matanya
Hatinya dan hatiku seakan menyatu
Yang kurasa dia rasa
Kami satu jiwa dua raga
Langit hitam ikut menangis
mengantar pergi dirinya
Orang-orang menangis bahagia untuknya
Dialah temanku
Sahabatku
Orang terdekatku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar